Just a bit shorter than usual okay.
There's nothing is eternity. Everything you will forget. It's just about time. sooner or later you will forget.
And we've to realize that things we want remember we forget. Things we want forget we remember :')
Friday, April 20, 2012
Friday, April 13, 2012
sorry
Dari kemarin nonton film korea. Semuanya ada hikmah tersendiri. Inti dari 2 film itu semua sama.
Aku dapet pelajaran berharga dari film" itu.
Aku bersyukur punya orang tua kayak orang tua ku. Mereka memberiku kebebasan berpikir dan bertindak. Mereka memberiku kesempatan untuk memilih.
Umurku 17 tahun baru saja dan aku baru menyadari bahwa selama ini aku menyalahgunakan kebebasan dari orang tuaku. Aku baru menyadari ternyata mereka memberiku pilihan untuk menjadi dewasa. Seharusnya aku sudah tau dari dulu kalau mereka memberiku kebebasan demi diriku sendiri. Mereka tau seperti apa sifatku.
Aku juga tau mereka memberiku kebebasan karena mereka tau aku cukup dewasa untuk perempuan seumurku. Untuk perempuan seumurku, mereka benar-benar memberi kebebasan dibanding anak perempuan lainnya. Aku diperbolehkan pergi kemanapun aku mau.
Aku juga sadar bahwa setiap waktu bersama orang tuaku lebih berharga dari apapun. Waktu bersama teman terbaikpun tidak seberharga bersama orang tua. Aku sadar bahwa waktu bersama orang tuaku tidak akan selamanya. Not eternity.
Aku tau yang harus kulakukan demi kedua orang tuaku. Aku tau aku yang berumur 17 tahun ini harus mencari masa depan. Aku harus mulai menentukan kemana masa depanku nantinya. Bukan untuk mencari 'teman dekat'.
Sorry, parents. It's all my mistkae. Seharusnya aku sadar lebih awal dan tidak membuat kesalahan sebanyak ini.
Ik hou van mijn ouders. <3
Aku dapet pelajaran berharga dari film" itu.
Aku bersyukur punya orang tua kayak orang tua ku. Mereka memberiku kebebasan berpikir dan bertindak. Mereka memberiku kesempatan untuk memilih.
Umurku 17 tahun baru saja dan aku baru menyadari bahwa selama ini aku menyalahgunakan kebebasan dari orang tuaku. Aku baru menyadari ternyata mereka memberiku pilihan untuk menjadi dewasa. Seharusnya aku sudah tau dari dulu kalau mereka memberiku kebebasan demi diriku sendiri. Mereka tau seperti apa sifatku.
Aku juga tau mereka memberiku kebebasan karena mereka tau aku cukup dewasa untuk perempuan seumurku. Untuk perempuan seumurku, mereka benar-benar memberi kebebasan dibanding anak perempuan lainnya. Aku diperbolehkan pergi kemanapun aku mau.
Aku juga sadar bahwa setiap waktu bersama orang tuaku lebih berharga dari apapun. Waktu bersama teman terbaikpun tidak seberharga bersama orang tua. Aku sadar bahwa waktu bersama orang tuaku tidak akan selamanya. Not eternity.
Aku tau yang harus kulakukan demi kedua orang tuaku. Aku tau aku yang berumur 17 tahun ini harus mencari masa depan. Aku harus mulai menentukan kemana masa depanku nantinya. Bukan untuk mencari 'teman dekat'.
Sorry, parents. It's all my mistkae. Seharusnya aku sadar lebih awal dan tidak membuat kesalahan sebanyak ini.
Ik hou van mijn ouders. <3
Saturday, April 7, 2012
True Story
Hai. aku mau memberi suatu cerita. aku tidak berniat untuk menyebarkannya. hanya saja mungkin ini penting untuk kita ketahui.
Ada sebuah keluarga. Seorang ibu yang cantik, sayangnya anak lelakinya terlahir kurang sempurna. Anak lelaki itu menderita penyakit autis. Sebut saja dia A. Awalnya sang ibu tidak tau harus berbuat apa. Dia merasa bahwa kehadiran anak lelaki itu akan mempersulit kehidupannya. Tetapi setelah dia mendapatkan bimbingan iman, ia tau bahwa kehadiran anaknya adalah anugerah yang harus disyukuri.
Suatu ketika, anak lelaki itu menunjuk salah satu kalimast di choice board. Papan yang memang sengaja dibuatkan sang ibu. Anak itu menunjuk kata "sedih". Ibunya bertanya "mengapa?"
Untuk pertama kalinya sang anak menjawab dengan kalimat yang panjang. Hal itu membuat ibunya terharu. Percakapan itu berlanjut. Anak lelaki itu telah berkembang dengan baik. Dia meminta agar ibunya tidak lagi sedih. Ibunya sangat bersyukur atas apa yang telah Dia berikan kepada keluarganya.
Subscribe to:
Posts (Atom)